Minggu, 27 September 2020

Aku dan Peranku

 

Hai, kenalin semuanya…

Nama aku avieda rachma, umurku 18 tahun, asal Bandung, dan sekarang aku merupakan mahasiswi baru di (katanya) kampus terbaik bangsa yaitu ITB lebih tepatnya FTI ITB.

Minat dan bakat

Sejak dulu aku senang bermain musik seperti piano, biola, dan ukulele. Jujur aku sempat mencoba gitar namun aku merasa tidak enjoy dan akhirnya mungkin gitar bukan instrumenku.  Minat aku pada musik mulai dipupuk sejak saya mengikuti les musik di suatu institusi musik. Hobi aku adalah mendengarkan musik dan menonton film. Akhir-akhir ini, Aku memiliki hobi baru yaitu membaca buku. Kenapa? Alasannya aku ingin membiasakan diri untuk membaca beribu2 kata dalam sehari untuk membantuku membaca teks book kuliah yang cukup tebal. Aku juga sangat senang bersosialisasi, mengenal teman baru, dan aku sanga senang dengan topik mental health/ self development.

Latar pendidikan

Sebelumnya saya pernah bersekolah di SMA Negeri 3 Bandung yang konon katanya merupakan SMA Favorit di Bandung. Dulu saat di bangku SMA, aku sangat ingin segera lulus dari sekolah namun kini malah aku sangat rindu akan suasana SMA. Saat ini, aku sedang menempuh pendidikan S-1 di ITB (Institut Teknologi Bandung). Lalu dilanjut nanti saat tingkat 2 aku akan masuk ke jurusan MR karena sudah peminatan jurusan sejak memilih di SNMPTN.  Fakultas ku adalah Fakultas Teknologi Industri yang katanya fakultas paling ambis. Jargon angkatan 2020 saja #OraAmbisOraFTI

Kelebihan dan kekurangan

Menurutku, aku adalah orang yang ramah, mudah bersosialisasi, mudah beradaptasi dan peka dengan perasaan orang lain. aku akan berusaha membantu teman jika membutuhkan pertolongan semampuku. Aku juga senang belajar hal2 baru yang nantinya akan berguna untuk diri aku sendiri.

Dibalik itu aku memiliki kekurangan yaitu aku sangat moodyan dan terkadang hal itu menghambat apa yang sedang aku jalani. Selain itu aku ingin mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum serta kemampuan membuat cv.

Hasil perenungan definisi peran saya

Kami diberikan workbook agar lebih memudahkan dalam pengerjaan tugas yang diberikan. Dalam workbook itu, terdapat empat tools yang diterapkan: SWOT, Matriks TOWS, Ikigai, dan IDP.

Dari Ikigai yang saya buat saya mencantumkan salah satu tujuan idup yaitu bermusik. Dengan musik saya dapat menciptakan konser musik untuk menghibur orang dan dengan itu saya mendapat apresiasi dan hal tambahan yaitu uang hasil kerja keras menjadi pemusik maupun guru musik yang merupakan kerja sampingan.


Rencana saya dalam mencapai peran hidup saya, yaitu:

  1. Masuk MR dan lulus S1 range 3,5 tahun lalu melanjutkan S2 dengan IP yang memuaskan dan fastrack.
  2. Melatih kemampuan dalam diri dan menambah relasi melalui organisasi dan kepanitiaan2 yang ada di ITB ini.
  3. Mengikuti webinar2/ seminar mengenai softskill

#StoryOfMyLife #MendefinisikanPeran #OSKMITB2020 #TerangKembali

Minggu, 20 September 2020

Evolusi Media Sosial Sebagai Tantangan Masa Depan

Saya Avieda Rachma NIM 16720231 Fakultas Teknologi Industri dan berasal dari keluarga 256 akan menjelaskan salah satu tantangan masa depan yang akan kita hadapi yaitu evolusi media sosial. Ketika teknologi internet serta kecanggihan mobilephone semakin berkembang pesat, maka keberadaan media sosial pun turut maju. Media sosial merupakan sebuah wadah yang dimanfaatkan manusia untuk melakukan sebuah interaksi sosial satu sama lainnya secara online dengan menggunakan jaringan internet. Interaksi ini dapat dilakukan secara bebas tanpa dibatasi oleh ruang dan juga waktu.  

Mengapa saya memilih isu ini? Karena menurut saya media sosial merupakan hal yang sedang sangat popular dikalangan masyarakat yang memiliki beragam fungsi dan dampak positif. Namun banyak juga masalah yang bisa kita lihat yang merupakan dampak negative dari media sosial. Selain menghilangkan rasa dan keinginan kita untuk anonimitas dan privasi, media sosial juga membawa banyak masalah penindasan dalam dunia maya. Banyak badan amal dan organisasi nirlaba di seluruh dunia telah memobilisasi diri dalam perang melawan pengganggu di internet, namun ini adalah pertanyaan terbuka tentang apakah lembaga penegak hukum dan perusahaan media sosial dapat memperbaikinya atau apakah situasi ini akan memburuk. Lalu ada juga masalah diet informasi yang harus dipertimbangkan yaitu jika status quo berita palsu di mana-mana tetap ada, bagaimana berita tersebut membentuk bagaimana orang-orang melihat dunia.

Konon, mengingat seberapa cepat media sosial datang di dunia masa kini, seorang optimis mungkin menyarankan agar masalah tersebut dapat segera diselesaikan. Dalam waktu 30 tahun, kita mungkin berurusan dengan isu media sosial yang bahkan belum kita duga. Maka dari itu mari kita kaitkan sosial media dengan VUCA. Mengapa? Karena saya berharap dengan ini kita bisa menghadapi tantangan masa depan yaitu evolusi media sosial.

Apa itu VUCA? VUCA merupakan akronim untuk Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambiguity (tidak jelas), merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini. Awalnya, VUCA diciptakan oleh militer Amerika untuk menggambarkan situasi geopolitik saat itu. Volatility dan Uncertainty menandakan media sosial yang akan terus berubah menjadi lebih kacau dan tidak bisa terprediksi dalam hal kecepatan dan volume. Satu solusi praktis untuk berdamai dengan volatility yaitu dengan vision, dalam arti memandang jauh ke depan apa yang akan kita lakukan dan Cara paling memungkinkan untuk menghadapi uncertainty yaitu understanding, atau memahami dengan menggunakan data terbaru sebagai acuan. Selalu diingat bahwa media sosial hari ini dan beberapa tahun lalu sangat berbeda tanpa kita sadari dan tanpa kita ketahui mengapa bisa. Complexity memberi indikasi bahwa lingkungan sangat dinamis dengan banyak keterkaitan yang justru membuat sulit diurai. Untuk mengurai benang kusut karena complexity yaitu dengan clarity, atau bisa dimaknai dengan komunikasi sederhana dan jelas agar mudah tersampaikan Ambiguity bisa diartikan bahwa media sosial tidak bisa terjelaskan karena informasi yang didapat bisa dimaknai dengan berbagai cara. Tak ada yang lebih melawan ambiguity dengan agility, yang menyediakan fleksibilitas untuk menyesuaikan perubahan secepat mungkin.

Setelah kita mengaitkan evolusi media sosial dengan VUCA itu sendiri, mari kita bahas apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi evolusi media sosial ini. Pertama ialah memiliki tekad untuk berubah.  Langkah pertama adalah memahami dengan baik masalah kecanduan yang sedang dialami. Hal ini penting untuk mengetahui secara tepat berbagai dampak buruk yang telah dialami akibat evolusi media sosial. Setelah itu, harus punya tekad kuat untuk berubah dan memperbaiki diri, termasuk tujuan yang jelas dalam proses perubahan ini. Ini akan menjadi modal utama dalam mengatasi gangguan kecanduan sosmed, sehingga proses tersebut menjadi lebih mudah dan tetap terarah. Kedua ialah membatasi waktu menggunakan sosial media karena media sosial dapat memberikan dampak candu. Mulailah dengan langkah yang paling simpel, seperti membatasi waktu untuk online di sosmed. Jika selama ini 24 jam sehari akses sosmed, maka mulai sekarang buka sosmed saat waktu senggang setelah pulang kantor saja. Kamu juga bisa menyibukkan diri dengan melakukan berbagai rutinitas harian, sehingga tangan ‘tidak gatal’ lagi untuk online terus. Ketiga, Lakukan Hobi yang Seru. Sosmed terkadang membuat seseorang lupa diri, bahkan melupakan hobi sendiri. Cobalah untuk lebih aktif untuk menekuni hobi yang selama ini sudah ditinggalkan, sehingga keinginan untuk selalu akses sosmed ini bisa ditekan. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas lain yang lebih bermanfaat dan belum sempat direalisasikan, misalnya mengunjungi teman lama atau kerabat, mendaki gunung, membuat kue kesukaan keluarga, dan lainnya. Terakhir, Gunakan Sosmed dengan Bijak Pilihlah sumber berita atau informasi lain yang lebih tepat dan akurat selain sosmed, sehingga tidak membuang terlalu banyak waktu untuk mengakses berbagai hal di sosmed. Dengan cara ini berarti kamu sudah menggunakan sosmed dengan bijak.Dan pastinya kita harus memilah milah informasi yang baik dan buruk. Jika informasi itu maupun gaya hidup dari dampak evolusi itu terjadi maka kita sebagai manusia tetaplah menjadi diri kita sendiri sesuai norma yang ada.

 #TantanganMasaDepan #DuniaVUCA #OSKMITB2020 #TerangKembali

Day 2 Dikpus : Indentitas Mahasiswa

Tinggal di daerah pusat kuliner di Bandung yang cukup padat penduduk merupakan salah satu hal yang saya alami. Di daerah saya yaitu Buah Bat...